Kanker Nasofaring / Carcinoma Nasofaring / Kanker Rongga hidung Part 1

Ch 3. Jalan Mulai Terbuka

Rasa payah setelah liburan mungkin ga jadi masalah karena itu bisa hilang apabila mengenang enaknya libuaran kemarin. Kulit yang berasa perih karena beneran terbakar matahari, hidung yang semakin mampet dan suara yang mulai bindeng, yup itulah kondisi setelah pulang dari liburan 2 minggu. Rutinitas kembali seperti biasa, tidak ada yang berubah sibuk dengan persiapan TA Pabrik yang semakin dekat. Tapi ada yang terlupa sejak akan liburan sampai sekitar awal tahun 2016, lupa ga pernah lagi minum rebusan daun sirsak, mungkin sudah lebih dari 3 bulan tidak minum rebusan daun sirsak. Semakin sering darah keluar pas wudhu saat mau sholat shubuh sampai puncaknya mungkin saat memasuki akhir bulan Januari 2016. Masih ingat waktu itu hari senin, seperti bukan mimisan biasa dimana selama ini darah keluar pas memasukkan air kehidung setelah itu berhenti ga ngalir lagi. Tapi sekarang waktu sujud darah juga mengucur, terpaksa batalin sholat dan sumpel hidung buat berhentiin darah yang ngalir.
Berangkat kerja dan dikantor ternyata ngucur lagi darah dari hidung, itu juga masih pagi hari sekitar jam 9. Dalam hati,”Tumben pagi – pagi sudah ngucur darah, biasanya sore hari pas sholat baru darah ngucur”. Apalagi waktu itu juga disuruh oleh atasan buat pergi kunjungan kerja ke Gresik untuk melihat pelaksanaan TA di Pabrik tersebut, tambah sayang sekali karena ga jadi jalan – jalan lagi hehehe. Jadi waktu disuruh ya jawabannya, ”ga bisa pergi saya pak, diganti yang lain saja, hidung saya ngocor lagi soalnya”. Semakin ga enak rasanya badan, suara juga sudah berubah menjadi sengau karena bindeng. Pulang untuk istirahat siang, dan pas mau tidur siang terasa seperti ada yang menetes jatuh kekerongkongan dari mulut, yup darah mulai mengucur deras lagi kayaknya. Berangkat kerja dan buntelan tisu sudah disiapkan buat sumpel hidung, jaga – jaga kalau moncor lagi dari hidung. Kejadian yang mengerikan terjadi sekitar jam setengah 6 sore, darah mengucur dari hidung dan ga berhenti – henti sampai mau sholat maghrib, sekitar sejam mungkin berada di kamar mandi menunggu darah berhenti. Karena sudah ga kuat lagi nekat juga akhirnya, propolis yang dikasih sama bapak Sulaiman langsung diteteskan kehidung, ternyata efeknya hebat juga walaupun rasanya perih minta ampun pas tetesan masuk ke hidung. Darah bisa berhenti tidak mengalir lagi, bahkan bisa sholat maghrib dan makan malam.
Sampai persiapan buat sholat Isya masih aman, sampai sholat pun masih aman, tapi hidung pastinya disumpel tisu biar sholat ga batal ditengah jalan. Setelah selesai sholat tragedi berulang lagi, darah mengucur lagi dari hidung, bahkan lebih parah ternyata, bisa bayangin ga dari jam setengah 8 sampai jam setengah 10 dikamar mandi buat nunggu darah berhenti. Bahkan sampai pakai kursi bakso buat duduk dikamar mandi karena saking lamanya. Karena sudah lama banget ga berhenti saya semprot kencang – kencang darah dari hidung berharap darah cepat habis, tetapi ya tidak berguna bahkan darah malah masuk ke saluran telinga, jadi telinga terasa seperti kemasukan air gitu. Belum lagi pas nyemprot kenceng – kenceng ada kaya gumpalan daging yang lumayan besar seukuran jempol kaki keluar dari hidung (karena jatuh dekat kaki makanya bisa tahu ukuran nya segitu hehehhe), pastinya kurang tahu gumpalan darah yang beku karena propolis tadi pas magrib atau benar – benar gumpalan daging. Tetesin propolis akhirnya buat menghentikan pendarahan, ga lama sekitar 10 menit darah tidak lagi mengucur, tetapi terasa ada yang aneh ditelinga ga hilang – hilang darah yang masuk sampe gendang telinga.
Setelah menunggu cukup lama suara dengung di telinga yang tidak kunjung hilang akhirnya saya pergi ke IGD rumah sakit Pelabuhan Boom Baru Palembang, Jam setengah sebelah sampai disana dan ketika menyampaikan keluhan ke dokter jaga disuruh langsung aja ke RS Muhammad Husein saja, karena disana ada dokter jaga THT, sedangkan disini ga ada dokter THT. Antara bingung dan males juga untuk pergi ke RSMH karena letak yang jauh menurut saya (belum tahu jalan pintasnya waktu itu), mikir – mikir selama perjalanan pulang kerumah akhirnya diputuskan buat pergi RSMH. Pas perjalanan ke RS Boom Baru maupun RSMH darah sudah tidak mengucur dari hidung, tetapi di telinga masih ada sesuatu yang belum bisa diusir. Sekitar jam 11 Lebih kita sampai di RSMH, dan pastinya bingung masuk dari mana, trus parkir dimana, lha wong ini baru pertama kali masuk ke sini. Pas mau masuk pintu yang ada tulisan IGD sama petugasnya motor disuruh masuk dari tempat parkir motor yang letaknya lumayan juga jauhnya. Parkir motor dan jalan kaki menuju IGD, sampai IGD bilang ke dokter kalo ada darah yang masuk ketelinga karena mimisan tadi, sama dokter tadi disuruh menunggu dokter jaga THT karena pas kebetulan lagi tidak ada ditempat. Ga lama dokter THTnya dateng dan langsung periksa hidung dan telinga, dan kata dokternya memang ada darah yang masuk telinga, dan hidungnya sudah kering jadi darah sudah tidak keluar, darah ditelinga ga ada masalah nanti juga bisa hilang sendiri.
Disuruh menunggu sambil daftar kebagian pendaftaran, pas dokter mau mengisi data diagnose salah satu dokter jaga THT ada yang liat benjolan dileher saya (dokter yang jaga ada 2 satu cewek satu cowok, yang liat leher ada benjolan yang cewek). Terus dokter tanya, “ Sudah lama benjolannya pak”. “Sudah lama dok, mungkin sudah hampir 2 tahun”, jawab saya. Pas beliau berdua ngobrol terdengar kata yang agak aneh buat saya, yup kata “Nasofaring” baru pertama kali dengar kata tersebut dang a tahu tulisannya seperti apa dan pengejaanya seperti apa. Setelah itu dokter melakukan pemeriksaan lebih intens lagi, bukan lagi cek telinga sama hidung, tetapi mulai dari leher sampai mata di cek juga. Dari dialog dengan dokter tersebut ternyata langkah berobat saya yang dulu kurang tepat, kalau ada sesuatu dibagian leher harusnya datang aja ke dokter THT, karena dokter THT itu selain telinga hidung dan tenggorokan juga masih ada kepanjangannya lagi yaitu THT – KL, Telinga Hidung Tenggorokan Kepala Dan Leher. Banyak dialog mulai mimisan dari kapan?? keluhan yang lain selain mimisan ada tidak??  dll, sesudah itu disuruh nunggu lagi dan waktu sudah menunjukkan jam 1 malam. Tidak ada rasa kantuk sama sekali waktu itu, berasa aneh juga dengan kondisi tersebut padahal baru saja tadi kehilangan darah sangat banyak, ngantuk ga ada pusing juga ga ngerasa. Setelah menunggu cukup lama akhirnya kita dipanggil dan dapat rujukan supaya besok datang ke poli THT untuk diperiksa lebih intensif, diberi resep dan diperbolehkan pulang, resepnya obat semprot hidung dan satu lagi buat diminum (lupa obat apa namanya).
Pagi rencana jam 9 berangkat ke RSMH, berangkat ke kantor dulu terus ijin buat periksa karena telinga masih terasa ada darah yang nggenang. Pas sudah sampai di RSMH ternyata diharuskan mengambil nomor antrian, dan dapat nomor berapa saudara, ternyata dapat nomor 600-an. Wow mantap sekali, jam segini aja masih no 200-an yang dipanggil, no 600-an dipanggilnya kapan??? Ya sudahlah ngantri saja, soalnya rujukan dari IGD kan cuma bisa dipakai sekali. Pas ngantri ternyata ada yang ngasih nomor yang lebih kecil walaupun masih 300-an juga tapi gpp dari pada 600. Karena baru pertama kali mengikuti prosedur pendaftaran BPJS, pas dipanggil langsung saja maju ke petugasnya dan langsung disuruh verifikasi dan fotokopi kartu bpjs dan juga rujukan. Verifikasi apa kurang paham yang pasti pas lapor ke petugas BPJS sambil nyerahin kartu berobat RSMH dan BPJS nunggu mbak nya proses, ga lama  ga nyampe 5 menit langsung bisa menuju meja pendaftaran lagi. Setelah semua beres barulah kita naik ke lantai 3 menuju poli THT. Ternyata ramai sekali yang sudah mengantri, ga tau lagi dapat giliran jam berapa periksanya. Jam 12 sampai jam 1 siang petugasnya istirahat semua, setelah jam 1 tanya ke petugas, katanya masih nunggu buku rekam mediknya. Masih terus menunggu sampai sudah sepi polinya, baru tanya lagi ke petugas didalam ternyata rekam mediknya belum datang juga. Terus saya bilang ke petugasnya, ini sudah jam setengah 3 dan sudah ga ada orang, kalau ga sekarang takutnya ga bisa kesini lagi karena rujukan saya dari IGD. Dan untungnya masih ada beberapa dokter diruangan dan kebetulan juga dokter yang menangani saya semalam ada dipoli juga, langsung sama dokter tersebut saya diajak ke bangsal THT.
Di ruangan tersebut saya langsung disuruh duduk didepan layar dan ga tahu mau diapain. Setelah dokter datang langsung tindakan dimulai, memakai alat yang ada kamera diujungnya (bahasa kerennya Endoskopi, baru tahu juga sekarang – sekarang ini setelah sering control dan memakai alat tersebut), cek hidung, cek telinga dan cek mulut. Ternyata pas cek hidung memang ada sesuatu yang tidak seharusnya ada disitu, yup seperti ada benjolan daging yang nongol dari dalam hidung. Bisa dilihat di foto ini

 



 









Pas lagi pemeriksaan endoskopi itu banyak juga dokter lain diruangan tersebut, ga paham apa yang mereka omongin yang pasti ada kata nasofaring dan ada juga nyebut angka 2, 3, atau 4, ga paham maksudnya apa saat itu jadi ya ga ambil pusing. Apalagi setelah ngerasa sakit dan mual karena alat tersebut masuk cukup dalam kehidung dan mulut, masuk mulut pun setelah dari telinga tambah berasa ga nyaman lagi jadinya. Setelah pemeriksaan saya disuruh lagi datang besok langsung ke poli tidak perlu datang lagi karena dianggap hari ini belum berobat.
Besoknya saya datang lagi dan dijelaskan oleh dokter yang menangani saya di IGD, agar hari besok datang lagi untuk periksa ke poli karena harus dilakukan pemeriksaan yang lebih intensif untuk mencari penyebab mimisan dan benjolan dileher. Karena bingung dan biar kejadian menunggu yang tak berujung kaya kemarin tidak terulang, dan juga biar ga bolak balik lagi saya tanya aja kedokter prosedurnya gimana kalo periksa pakai BPJS, kan rujukan dari IGD sudah ga berlaku lagi. Dijelaskan begini – begini dan begini, setelah paham kami pulang dan langsung menuju dokter keluarga untuk minta rujukan.
Disini mulai terlihat rumit ternyata proses BPJS, karena RSMH itu rujukan kelas A maka tidak bisa kalau dari dokter keluarga langsung merujuk ke RSMH, harus ke rumah sakit tipe C dulu untuk mendapatkan rujukan ke RS tipe A, dan karena RS tipe C yang dekat RS Pusri maka saya minta di rujuk ke RS Pusri saja. Siang itu juga saya langsung daftar ke RS Pusri dan kebetulan ada dokter THT yang praktik disiang hari. Ada kejadian yang cukup kurang nyaman pas kita mau minta surat rujukan ke RSMH, dokter tersebut seperti ga mau ngasih saya rujukan, dan balik bertanya ke saya:
Dokter  : kenapa minta rujukan ke RSMH, memangnya saya ga bisa ngobatin anda??
Saya       : Soalnya saya barusan dari RSMH dan disuruh kontrol lagi dok ke RSMH
Dokter  : Kalo saya ga mau ngasih rujukan bagaimana??
Saya       : (Bingung juga dengan pertanyaan dokter itu, saya kasih saja rujukan yang kemarin dapat dari IGD) ini dok rujukan saya kemarin dari IGD RSMH.

Setelah itu dokter langsung periksa hidung saya, dan setelahnya ga pakai lama langsung keluar surat rujukan dari dokter tersebut. Verifikasi dll di RS Pusri, bersiap untuk besok menuju ke RSMH.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kolam Iwak Anyar

Kanker Nasofaring / Carcinoma Nasofaring / Kanker Rongga hidung Part 1

Menuju kota di pesisir selatan Indonesia Part 2