Menuju kota di pesisir selatan Indonesia Part 3

Melanjutkan kembali cerita yang telah lama tertunda

Jam 3 pagi menyusuri jalan disekitaran terminal Kudus menuju penginapan yang sudah dibooking kurang lebih 1 minggu sebelum keberangkatan menuju Kudus, dan sudah dikonfirmasi ulang tadi siang dari Terminal Pinang Ranti ketika Armada HR 56 masih stand by. Hotel Artha Kudus, disinilah kami menginap, cukup dikamar ekonomi dengan Fan saja, dikarenakan pas booking kamar yang AC sudah penuh, ya sudah ga masalah yang penting bisa istirahat tidur. Jalan kaki kurang lebih sekitar 5 menit dari terminal sampailah kita di Hotel Artha ini, menunggu agak lama di receptionist karena mungkin dia lagi nyari data, sekitar 15 menit barulah dapat kunci kamar dengan tempat tidur double bed bukan single bed. Sial banget, terpaksa tidur terpisah dari istri tercinta.

Untuk kamar dengan harga Rp 100.000 terhitung lumayanlah, kamar cukup bersih, Televisi dan Fan bisa menjalankan fungsinya dengan baik, hehehe. Tapi kalau untuk kamar mandi perlu banyak perbaikan, Closet yang tombolnya hilang, shower sama wastafel juga kurang memuaskan karena letaknya yang jauh. Setelah tidur nyenyak, waktunya ngambil jatah sarapan yang sudah disiapkan oleh hotel. Tidak ada prasmanan seperti kebanyakan hotel, cukup 2 menu: Soto atau Nasi Rames. Kita pilih nasi rames, isi lauknya standar aja, nasi, telor, sayur kacang panjang, tumis mie, dan krupuk tentunya. Sarapan selesai, konfirmasi ke reseptionis buat tambah setengah hari sudah beres, waktunya jalan keterminal untuk ambil tiket.

Suasana Pagi diterminal Kudus

Suasana Terminal jam 09.00, masih sepi. Terlihat cuma Armada Widji

Banyak Bis yang terparkir, tapi sepertinya nganter rombongan saja, for info, semua bis pariwisata harus masuk terminal Kudus
Sekitar 10 menit kemudian terlihat ada 3 armada yang terparkir

Benar - Benar masih sepi Terminalnya hanya 2 armada yang mampir setelah Widji, Patas Indonesia Semarang - Surabaya, ATB Nusantara jurusan ke Lasem. Abaikan Penampakan hantu meletnya hehehehe

Setelah menghubungi agen yang informasinya lagi dijalan menuju terminal, kita keliling dulu terminal Kudus ini. Terminal yang kalau sore sampai malam berisikan armada - armada kelas wahid khas Muriaan yang bersiap mengantar penumpang menuju ke ibukota dan sekitarnya. Tetapi pagi itu terlihat sangat sepi, hanya diisi beberapa armada ke Surabaya maupun Lasem.

Setelah ± 15 menit menunggu datang juga juga yang ditunggu. Langsung saja samperin bapaknya sambil nyiapin dana seperti yang diinfokan sebelumnya.

A: Pak Radhitya??
R: Nggih pak, berapa pak??
A: 280, 2 orang ya, seat 5 & 6, jam setengah 4 dah siap disini y mas
R: OK pak, gada kenaikan harga pak, kan libur panjang??
A: Gada mas, kalau ke dari Jakarta iya harga pada naik semua
R: Bener juga sih pak, bis sing kulo tumpaki semalem yo naik 40% harganya.
A: Niki Tiketnya, seat 5 & 6
R: Matur Suwun pak

Penampakan Tiket


Tiket sudah ditangan, balik lagi ke hotel melanjutkan istirahat untuk persiapan perjalanan nanti malam.

Sekitar jam 14.00 ada telp masuk

A: Halo, dengan bapak Radhitya
R: Iya (Dengan kondisi belum 100% penuh karena baru terbangun dari tidur)
A: Pak, siap diterminal jam 3 y, ini bisnya soalnya sudah berangkat dari Jepara
R: Lho katanya jam setengah 4??
A: Iya, ini ada 2 pemberangkatan, punya masnya berangkat jam setengah 4 jadi jam 3 kalau bisa sudah diterminal. sudah dulu y mas, mau hubungi penumpang yang lain dulu.

Waduh gimana sih ini, kenapa  ga di kasih tahu tadi aja pas ngambil tiket, kan enak buat persiapanya. Langsung siap - siap, mandi, packing baju dsb. Jam 3 kita check out dari hotel dan menuju terminal. dan ternyata zonk, armada belum terlihat. Ya sudah isi perut dulu kalo begitu, semangkok Soto Kudus dan perkedel buat ganjal perut siang itu, ditemani minuman jeruk anget.

Setelah Menunggu ± 10 menit, datang juga Armada yang ditunggu si Putih dari Pulau Dewata PO Surya Bali dengan slogannya "First Class Service"

Penampakan Armada Surya Bali

SB 03 Stand by Di Terminal Kudus


Sembari menunggu driver makan sore, foto dulu

Naiklah kita ke armada, sambil tanya ke crew, "Tas bisa taruh dibagasi mas??". Maaf pak, bagasi penuh, taruh di bawah kursi aja. What..!!! taruh bawah kursi??emang cukup apa?? kan tasnya gede 65 liter bro (dalam hati y ngomong kaya gitu). Begitu sampai dideket tempat duduk kita coba taruh tas dibawah ternyata cukup, walaupun ga bisa masuk bawah kursi semua karena tas nya tebel, longgar juga space tempat duduk nya

Penampakan antar Seat

Longgar juga jarak antar seatnya

Urusan barang bawaan sudah beres, kaget lagi pas lihat tempat duduk, koq banyak sesuatu diatas kursi y. Hehehe sesuatunya ya apalagi kalau bukan satu dus snack, pop mie, aqua botol 600ml, sama satu botol teh

Nih penampakan sesuatunya

Aqua, PopMie, & Teh Botol dah nempel ditempatnya

Dus Snack yang masih tertutup rapat
Penampakan didalam dus snacknya

Roti, Top, 1 bungkus Kacang, Sama Permen
Setelah semua siap, armada diberangkatkan dari terminal Kudus tepat pukul 15.30.

Tampak belakang Driver 1 & 2

Mungkin ada yang tahu nama beliau berdua??
Driver 1 sudah sendirian, Driver 2 menuju kandang macan untuk istirahat

Hanya sendiri saja

Keluar terminal sampai habis Ring Road bis dipacu sedang saja, mungkin karena masih ada penumpang yang mau naik lagi. dan ternyata benar sampai Pati beberapa kali berhenti untuk menaikkan penumpang. Lepas Pati bis agak dipacu lebih cepat karena seat sudah penuh semua. Karena baru kali melintasi jalur pantura diperbatasan Jateng dengan Jatim merasa takjub juga dengan pemandangan yang disajikan, sisi kanan terlihat perbukitan sedang sisi kiri Laut Jawa terbentang tanpa penghalang disisi jalan.

Cuma ini penampakan yang bisa terambil

Penampakan Laut Jawa yang membentang disisi kiri jalan
Kurang Lebih pukul 18.00 selepas dari perbatasan antara Jateng dan Jatim bus dibelokkan menuju ke rumah makan. Setelah turun dari bis malah jadi bingung, ini sudah lewat perbatasan atau belum koq ada tugu besar persis didepan rumah makan. Oh iya, pas mau turun dari bis dibagi kupon makan sama crew, jadi gada acara sobek2 tiket pas mau ngambil makanan. Masuk Rumah makan langsung ada petugas dari rumah makan yang manggil penumpang dari bus Surya Bali, dan prasmanannya juga sudah ada tersendiri. Pas sudah ada di depan prasmanan lumayan takjub juga dengan menunya, seperti biasa nasi sedikit saja lauknya boleh banyak. Waduh sepertinya kekecilan piringnya, sampai meluap - luap isi piringnya. Lauknya ga usah banyak - banyak lah silahkan aja penampakannya

Menu yang saya ambil, Empal, Paru, Ayam Goreng, kuah kari dagingnya ga ngambil takut dikira maruk, sayur kacang, krupuk tentunya

Menu yang istri ambil cukup sop bakso sama empal plus krupuk jg
Istirahatnya cukup lama juga, penumpang masih sempat solat Maghrib dan Isya yang ga perlu dijamak pelaksanaannya. Pukul 19.00 Bus diberangkatkan dari Rumah makan Wahyu Utama, kali ini pengendali ruang kemudi berganti menjadi driver 2.  Driver 2 membawa bus meninggalkan rumah makan dan SB04 dengan kecepatan yang semakin lama semakin meningkat, harap maklum tarikan Mercedes ga bisa langsung melesat seperti hino. Lalu lintas tidak cukup ramai waktu itu jadi bis bisa lari kencang.

Sekitar pukul 20.00 bus memasuki kota Tuban, disini baru menemukan keramaian dan pastinya bermacet - macet ria, malam minggu gitu loh. Keren juga kota ini, bisa nongkrong malming dan langsung menikmati hembusan angin laut jawa, romantis. Lepas dari Tuban menuju Lamongan hujan mulai mengguyur cukup lebat, dan disaat itu pula terlihat penampakan SB04 dengan mesin Hino RN nya melewati SB03 dari sisi kanan. Pukul 21.05 memasuki kota Lamongan, hujan mulai agak mereda, namun meninggalkan bekas dikaca yang mengganggu pemandangan kedepan.

Terlihat sekali beda tarikan antara hino dengan mercedes dari konvoi ini, setiap kali SB04 berhasil melewati kendaraan didepan dia pasti langsung melesat meninggalkan cukup jauh, walaupun ga lama si mercedes juga menyusul. For info aja konvoi 2 SB ini berlangsung sampai bus masuk ke Kapal. Sebenarnya setelah lepas dari Tuban saya sudah mengaktifkan kamera untuk merekam aksi SB03 ini, tapi karena hujan filmnya pun jadi kurang bagus hasilnya, apalagi diambil dari seat ke-2 bukan dari hot seat, tambah g kelihatan lagi jalan didepan. Baru setelah memasuki Tol Gresik - Pasuruan gambar perjalanan bisa diabadikan dengan kamera.

Sedikit penampakan yang terekam

Part 1


Part 2


Part 3


Pukul 22.25 Bus keluar dari pintu tol gempol sepertinya, koreksi ya kalau salah. Harap maklum aja kalau ga tahu namanya baru sekali lewat sini, dan selama ini kalau lewat jalur ini selalu putar balik didepan tanggul lumpur Porong. Dari gerbang keluar Tol sampai memasuki Pasuruan lalu lintas yang cukup padat, tercatat memasuki kota Pasuruan pukul 22.57 sepanjang perjalanan dari Pasuruan menuju Probolinggo Duo Surya Bali Ditengahi oleh sang penguasa Jalur, Armada AKAS jurusan ke Banyuwangi. Dengan larinya yang mosak masik kanan kiri cukup membuat keder juga si AKAS ini. Sampai kejadian bus tersebut dengan tidak pedulinya blong kanan kendaraan didepannya, padahal waktu itu dia baru saja ngeblong SB03 dari kiri dan hampir saja sepeda motor menjadi korban buntut AKAS yang sudah agak keriput hehehe. Driver SB03 sudah pasrah untuk mengurangi kecepatan menjauh dari sang penguasa jalur tersebut.

Kejadian yang terekam ketika duet SB mengawal sang AKAS

Part 1


Part 2



Penampakan Pergerakan Motor Hampir disenggol buntut si AKAS



Pukul 23.32 SB03 memasuki kota Probolinggo. Boleh dibilang selama perjalanan dari Pasuruan sampai Probolinggo bahkan mungkin sampai Banyuwangi lalu lintas ramai lancar, mungkin bertepatan sama libur panjang jadi banyak orang yang mau berlibur ke Bali. Memasuki Situbondo sekitar pukul 1.35 duet Surya Bali SB03 & SB04 masih setia saling mengejar. Selepas Situbondo mata sudah tidak bisa ditahan lagi untuk membuka, leg rest dinaikkan dan tertidur dengan pulas sampai terbangun ketika lampu bus dinyalakan dan bus menunggu giliran masuk ke kapal di Pelabuhan Ketapang.

Sedikit video Ketika Duet SB melintasi jalur pantura jatim

Part 1

Part 2


Sekitar pukul 3.15 bus naik ke kapal untuk menyeberang. Pas akan turun meninggalkan armada dibagikan lagi kotak dus kepada masing - masing penumpang

Dusnya



Isinya

Ditambah sop sama krupuk jadi persis jatah makan malam armada pantura dah hehehehe

Kapal penyeberangannya ternyata tidak sebesar kapal penyeberangan selat Sunda, dan waktu yang ditempuh pun tidak selama ketika mengarungi selat sunda. Mungkin 1 setengah sampai 2 Jam kapal mengarungi selat Bali dan tidak ada pengumuman juga ketika penumpang harus naik ke bus. Agak bingung juga, naik armada pun jadinya benar - benar pas kapal mau sandar baru masuk. Malah ada orang yang harus jalan kaki sampai pintu keluar bus baru bisa naik armada lagi.

Pukul 5.15 bis merapat dipelabuhan gilimanuk. Bis berhenti sebentar diagen, dan tidak lama ada 2 orang naik ke bus dengan membawa baki berisikan gelas teh dan kopi. Tiap orang mendapatkan 1 gelas, terserah mau kopi apa teh.

Segelas teh yang disuguhkan

Satu gelas teh hangat untuk menemani mengarungi jalanan Bali di pagi hari
Saya yang baru pertama kali melewati jalur ini merasa takjub juga dengan pemandangan yang disuguhkan jalanan bali di pagi hari. Kanan kiri jalan penuh dengan pepohonan hijau nan rindang
dengan jalan yang halus mulus sepanjang bus melaju.a

Kurang lebih seperti ini ketika menyusuri jalan Gilimanuk dipagi hari


Sekitar pukul 5.40 bus melewati kota Negara, bus dipacu cukup kencang juga menyusuri jalanan ini. Sering juga memaksa sepeda motor untuk menepi ketika bus mendahului kendaraan lain. Ketika melihat ke sisi kanan ada pemandangan yang sangat indah, hamparan laut terbentang ditemani deburan ombak yang sangat menawan.

Boleh silahkan


Sepanjang perjalanan menyusuri jalanan di Bali memang membuat saya takjub dan merasa beruntung bisa menuju kesana melalui perjalanan darat. Pemandangan dikanan kiri jalan yang sangat asri, jalanan yang mulus,dan tentunya performa bus yang jos melengkapi sudah sensasi mengarungi jalanan Bali di pagi itu. Pukul 8.30 armada memasuki terminal Mengwi, yang merupakan tujuan akhir semua bus yang memasuki Denpasar. Turun dari bus, tengok kanan kiri, koq sepi banget ini terminal, trus kalau mau ke Denpasar naik apa??? tunggu di next part y hehehe

Perjalanan dengan Surya Bali overall sangat memuaskan, dari armada sangat nyaman tidak terasa guncangan yang berarti saat armada menyusuri jalan ke Denpasar. Dari segi pelayanan sudah tidak bisa diragukan lagi sesuai dengan julukan "First Class Service" mulai jajanannya, makanan maupun fasilitas yang ada di bus jos semua, air panas pun telah tersedia jika ingin menyeduh pop mie. Dari segi kecepatan, bus Surya Bali tidak usah diragukan lagi larinya, bejekan gas sampai dalam mungkin sudah biasa bagi punggawa - punggawa armada ini, terbukti selama konvoi hampir tidak ada armada yang mendahului tetapi didahului oleh duo SB ini yang pasti, untuk sang penguasa jalur "AKAS" mungkin itu pengecualian hehehe. Tapi mungkin ada yang kurang nyaman dari perjalanan dengan SB03 ini, ternyata ada juga penumpang yang mabuk, dari ingatan saya yang terekam sepanjang perjalanan dari selepas rumah makan sampai situbondo ada 2 anak kecil yang saling berlomba memuntahkan isi perutnya satu persis ditempat duduk depan saya, dan satu lagi duduk di seat tengah, semoga besok - besok ga kapok ya de, naik bis bagus loh ini hehehe. Mantab dan Pengin Mencoba lagi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kolam Iwak Anyar

Kanker Nasofaring / Carcinoma Nasofaring / Kanker Rongga hidung Part 1

Menuju kota di pesisir selatan Indonesia Part 2